NAHDLATUL WATHAN



Sesudah melihat pertumbuhan dan perkembangan Madrasah-madrasah Cabang NWDI dan NBDI yang begitu pesat, sehingga pada awal tahun 1953 sudah berjumlah 66 buah, dan semakin semaraknya kegiatan sosial dan dakwah Islamiyah yang dilakukan abituren-abituren NWDI dan NBDI, maka diperlukan adanya organisasi, pembina, pemelihara dan penanggung jawab terhadap segala amal usaha yang dilakukan baik dalam bidang pendidikan, maupun sosial dan dakwah. Untuk mewujudkan hal tersebut sekaligus ditopang oleh motivasi dari Maulana Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath (Guru Besar Pendiri NWDI dan NBDI) dan setelah melakukan shalat istiharah lebih kurang tiga bulan berturut-turut maka didirikanlah organisasi Nahdlatul Wathan oleh Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada hari Ahad tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret M.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa kehadiran Nahdalatul Wathan sebagai organisasi berawal dari dua madrasah, yaitu Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI), dan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah (NBDI) dan nama organisasi ini diambil dari dua patah kata pertama dari nama Madrasah NWDI sebagai madrasah induk. Nahdlatul Wathan  menurut pengertian etimologis (bahasa) berasal dari 2 kata arab yaitu Nahdlah dan Al-Wathan. Nahdlah berarti kebangkitan; pergerakan; pembangunan. Al-Wathan berarti tanah air dan negara. Dengan demikian menurut pengertian bahasa Nahdlatul Wathan berarti tanah air pembangunan negera atau membangun negara. Sedangkan menurut pengertian terminilologi (istilah), Nahdlatul Wathan adalah organisasi kemasyarakatan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah ‘Ala Mazhabil Imamisy syafi’i r.a. memusatkan kegitannya dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah Islamiyah.
Organisasi Nahdlatul Wathan sejak berdirinya dipimpin oleh Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sampai akhir hayat beliau, dalam Muktamar I sampai dengan Muktamar IV beliau ditetapkan sebagai ketua Umum PBNW, kemudian dalam Muktamar V, VI dan VII beliau ditetapkan sebagai Rois ‘Am Dewan Mustasyar PBNW selajutnya dalam Muktamar Kilat istimewa tahun 1977 beliau ditetapkan sebagai Ro’is ‘Am dewan Mustasyar PBNW merangkap Ketua Umum PBNW, dan pada muktamar VIII dan IX beliau ditetapkan sebagai Rois ‘Am Dewan Mustasyar PBNW. Dalam kedudukan sebagai Rois ‘Am Dewan Mustasyar, beliau mempunyai hak prerogative (istimewa) dan keputusan beliau menentukan serta mengikat, oleh karena itu dalam keadaan tertentu atau darurat beliau berhak mengambil tindakan dan langkah-langkah kebijaksanaan untuk menyelamatkan organisasi (Angaran Rumah Tangga Organisasi Nahdlatul Wathan Pasal 2 Ayat 2 keputusan Muktamar IX). Demikian juga “dalam keadaan darurat/istimewa, pengurus dapat diangkat/ditunujuk serta diberhentikan oleh Rois ‘Am Dewan Mustasyar” (Angaran Dasar Organisasi NW Pasal 7 Ayat 3 Keputusan Muktamara IX).
#Biografi_Ummi HJ SITI RAIHANUN ZAINUDDIN ABDUL MAJID

0 Response to "NAHDLATUL WATHAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel