NAHDLATUL WATHAN
Tuesday, February 27, 2018
Add Comment
Sesudah
melihat pertumbuhan dan perkembangan Madrasah-madrasah Cabang NWDI dan NBDI
yang begitu pesat, sehingga pada awal tahun 1953 sudah berjumlah 66 buah, dan
semakin semaraknya kegiatan sosial dan dakwah Islamiyah yang dilakukan
abituren-abituren NWDI dan NBDI, maka diperlukan adanya organisasi, pembina,
pemelihara dan penanggung jawab terhadap segala amal usaha yang dilakukan baik
dalam bidang pendidikan, maupun sosial dan dakwah. Untuk mewujudkan hal tersebut sekaligus
ditopang oleh motivasi dari Maulana Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath (Guru
Besar Pendiri NWDI dan NBDI) dan setelah melakukan shalat istiharah lebih
kurang tiga bulan berturut-turut maka didirikanlah organisasi Nahdlatul Wathan
oleh Maulanasyaikh
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada hari Ahad tanggal 15 Jumadil Akhir
1372 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret M.
Dengan demikian maka
jelaslah bahwa kehadiran Nahdalatul Wathan sebagai organisasi berawal dari dua
madrasah, yaitu Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI), dan
Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah (NBDI) dan nama organisasi ini diambil dari
dua patah kata pertama dari nama Madrasah
NWDI sebagai madrasah induk. Nahdlatul Wathan
menurut pengertian etimologis (bahasa) berasal dari 2 kata arab yaitu
Nahdlah dan Al-Wathan. Nahdlah berarti kebangkitan; pergerakan; pembangunan.
Al-Wathan berarti tanah air dan negara. Dengan demikian menurut pengertian
bahasa Nahdlatul Wathan berarti tanah air pembangunan negera atau membangun
negara. Sedangkan menurut pengertian terminilologi (istilah), Nahdlatul Wathan
adalah organisasi kemasyarakatan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah ‘Ala Mazhabil
Imamisy syafi’i r.a. memusatkan kegitannya dalam bidang pendidikan, sosial, dan
dakwah Islamiyah.
Organisasi
Nahdlatul Wathan sejak berdirinya dipimpin oleh Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid sampai akhir hayat beliau, dalam Muktamar I sampai
dengan Muktamar IV beliau ditetapkan sebagai ketua Umum PBNW, kemudian dalam
Muktamar V, VI dan VII beliau ditetapkan sebagai Rois ‘Am Dewan Mustasyar PBNW
selajutnya dalam Muktamar Kilat istimewa tahun 1977 beliau ditetapkan sebagai
Ro’is ‘Am dewan Mustasyar PBNW merangkap Ketua Umum PBNW, dan pada muktamar
VIII dan IX beliau ditetapkan sebagai Rois ‘Am Dewan Mustasyar PBNW. Dalam
kedudukan sebagai Rois ‘Am Dewan Mustasyar, beliau mempunyai hak prerogative (istimewa) dan
keputusan beliau menentukan serta mengikat, oleh karena itu dalam keadaan tertentu
atau darurat beliau berhak mengambil tindakan dan langkah-langkah kebijaksanaan
untuk menyelamatkan organisasi (Angaran Rumah Tangga Organisasi Nahdlatul
Wathan Pasal 2 Ayat 2 keputusan Muktamar IX). Demikian juga “dalam keadaan
darurat/istimewa, pengurus dapat diangkat/ditunujuk serta diberhentikan oleh
Rois ‘Am Dewan Mustasyar” (Angaran Dasar Organisasi NW Pasal 7 Ayat 3 Keputusan
Muktamara IX).
#Biografi_Ummi HJ SITI RAIHANUN ZAINUDDIN ABDUL MAJID
0 Response to "NAHDLATUL WATHAN"
Post a Comment